Senin, 27 April 2015

Di Akhir Zaman Umat Islam Akan Melawan Thaghut Internasional






Literatur Modernisasi Dalam Perspektif Islam
Disunting Dari waones articles
Judul Asli : Umat Islam Melawan Thaghut Internasional di Akhir Zaman



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hai? Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat wal'afiat yahh.. :WA kali ini tidak akan memposting Artikel yang berhubungan dengan Posting dan Gambar Porno :) tetapi WA akan mencoba menshare tentang bahasan mengenai ARTIKEL AKHIR ZAMAN yang disunting dari berbagai sumber dan sumber utama.

Pada pembahasan yang lalu, waones articles telah menyinggung bahasan mengenai Tercabutnya Amanah dari hati manusia, dan bila anda ingin membaca artikel lainnya yang berhubungan dengan artikel Akhir Zaman, silahkan klik Open dibawah ini dan Klik pada Link judul artikel tersebut.

Selamat membaca !!!
-------------
Klik Open >>>






















=========================
--------------------
Edisi Akhir Zaman 
-------------



Umat Islam Melawan Thaghut Internasional di Akhir Zaman


almalhamah 

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah [1]: 5-7)
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia.”
(QS. Ali Imran [3]: 8)
Kita saat ini hidup di zaman yang penuh dengan kesyirikan, kekufuran, kemunafikan, kemungkaran, dan kemaksiatan. Kita saat ini hidup di zaman dominasi sistem thaghut dalam semua lini kehidupan. Di bidang akidah, sistem thaghut paganisme, pluralisme, liberalisme, sekulerisme, materialisme, humanisme dan lainnya menancapkan kuku-kukunya dan menyemburkan racun-racunnya untuk merusak akidah kaum muslimin.
Di bidang politik, sistem thaghut sekulerisme, demokrasi, dan zionisme menjajah negeri-negeri kaum muslimin, merusak akidah, akhlak, politik dan tatanan kehidupan kaum muslimin. Di bidang ekonomi, sistem thaghut kapitalisme dan sosialisme mencekik leher kaum muslimin, merampok kekayaan alam negeri-negeri kaum muslimin, dan memperbudak kaum muslimin dengan belenggu hutang, investasi asing, dan pasar bebas.

Di bidang sosial dan budaya, sistem thaghut liberalisme merusak kaum muslimin melalui musik, film, seks bebas, dan gaya hidup hedonis. Di bidang militer, aliansi zionis-salibis-paganis-komunis dan sekuleris internasional bersatu padu memerangi para pejuang Islam lewat skenario perang global melawan ‘terorisme’.

Kita saat ini hidup di zaman yang penuh dengan tantangan dan gangguan terhadap kelurusan akidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalah Islam. Beragam bentuk syubhat dan syahwat datang silih berganti, mendera, mencoba untuk melemahkan komitmen kita terhadap dien Allah. Bahkan mencoba untuk memurtadkan kita!

Sebuah zaman yang diumpamakan dengan potongan-potongan malam yang kelam dan gelap gulita. Sebuah zaman yang bisa merubah keislaman dan keimanan seorang muslim dengan begitu cepat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا»

Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah untuk melakukan amal-amal kebaikan sebelum datang fitnah-fitnah (ujian-ujian) bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pada waktu pagi seseorang masih beriman, namun pada waktu sore ia sudah menjadi orang kafir. Dan pada waktu sore seseorang masih beriman, namun pada waktu pagi ia sudah menjadi orang kafir. Ia menjual agamanya demi mendapatkan sedikit kenikmatan dunia.”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سِتًّا: الدَّجَّالَ، وَالدُّخَانَ، وَدَابَّةَ الْأَرْضِ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَأَمْرَ الْعَامَّةِ، وَخُوَيْصَّةَ أَحَدِكُمْ ”

Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda, “Bersegeralah mengerjakan amal-amal kebaikan sebelum datang enam perkara: Dajjal, Dukhan (asap tebal yang menyelimuti seluruh bumi), Daabbah (binatang yang keluar dari perut bumi dan bisa berbicara kepada manusia), matahari terbit dari tempat tenggelamnya, urusan umum (kesibukan memimpin rakyat), dan urusan pribadi (kematian) salah seorang di antara kalian.”
Dalam situasi zaman seperti ini, setiap muslim dituntut untuk meneguhkan iman dan menguatkan pegangan kepada petunjuk hidup yang Allah SWT turunkan kepada Rasulullah SAW.

Setiap muslim harus memperbarui ilmu, amal, dan niatnya dalam setiap waktu dan keadaan. Setiap muslim harus memahami dengan baik ajaran dien Islam sebagai pedoman hidup yang lurus, dan menjauhi semua ajaran dan jalan yang menyimpang dari Islam. Baik ajaran dan jalan orang-orang yang mengetahui kebenaran namun enggan mengamalkannya maupun ajaran dan jalan orang-orang yang beramal tanpa landasan ilmu kebenaran.

Wallahu’alam bi showab.

Dikutip dari Buku : MENJADI AHLI TAUHID DI AKHIR ZAMAN

https://granadamediatama.wordpress.com/2013/09/05/umat-islam-melawan-thaghut-internasional-di-akhir-zaman/

---------------------


Ust Abu Rusydan: Menjadi Umat Akhir Zaman Itu Tidak Mudah

SOLO (voa-islam.com) – Banyak peristiwa aneh yang akan terjadi di akhir zaman ini. Salah satunya adalah perilaku manusia yang setiap saat bisa berubah-ubah dari iman menjadi kufur dan dari kufur menjadi iman. Bahkan perpindahan tersebut seperti disebutkan dalam hadits shahih terjadi begitu cepatnya.

“Pagi mukmin, sore sudah menjadi kafir. Atau, sore mukmin, lalu pagi sudah menjadi kafir. Fenomena seperti itulah yang akan terjadi diakhir zaman nanti. Rangkaian fitnah yang mendera manusia sangat dahsyat sekali seperti malam yang gelap gulita,” ungkap Ustadz Abu Rusydan dalam bedah buku “Best Seller” berjudul “Menjadi Ahli Tauhid di Akhir Zaman – Kajian Tuntas Strategi Umat Islam Menghadapi Konspirasi Global Thaghut Internasional” belum lama ini, (17/2).

Dalam acara yang dihadiri sekitar 500 orang tersebut, hadir sebagai narasumber yakni Ustadz Abu Rusydan dari Kudus dan Ustadz Abu Azzam dari Karanganyar (Moderator). Dalam muqoddimahnya, Ustadz Abu Azzam menjelaskan secara ringkas bahwa di akhir zaman nanti, yang bisa menyelamatkan manusia dari fitnah akhir zaman adalah amal ibadah.

Untuk mengerjakan amal ibadah yang benar sesuai petunjuk Allah dan tuntunan Rasulullah saw, perlu kiranya seorang muslim mempelajari dan mengetahui ilmu tersebut, dan seorang muslim harus bergaul dengan majelis-majelis ilmu dan juga para ulama.

“Dimana kewajiban seorang muslim adalah al-‘ilm. Al-‘ilm inilah yang akan menjadikan kita terarah untuk beramal dan berkata. Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah menyebutkan didalam kitabnya Bada’il Fawa’id, b ahwa perlunya kita bergaul dengan majelis-majelis ilmu dan juga para ulama,” ucapnya.

Alumni Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur ini menambahkan bahwa sesungguhnya di akhir zaman nanti juga akan muncul fitnah-fitnah yang membuat manusia itu ragu dengan amal yang dilakukan, dan akan ada banyak para pemimpin yang hancur. Maka untuk menghadapi hal itu, umat manusia diperintahkan untuk berpegang kepada Kitabullah, yakni Al Qur’an dan As Sunah.

“Kitabullah itulah solusi kalian. Didalamnya, kitab itu ada peristiwa sebelum dan setelah kalian, serta hukum diantara kalian. Siapapun penguasa otoriter yang enggan melaksanakan kitabullah niscaya hancur. Barangsiapa yang mencari petunjuk selainnya (selain kitabulloh - red), maka dia akan tersesat,” tegasnya.

Mengutip hadits Rasulullah saw, “Segeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki (manusia) dalam keadaan mukmin, lalu kafir pada sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir pada pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan barang kenikmatan dunia” (HR. Muslim).

Ustadz Abu Rusydan mengatakan, menjadi umat akhir zaman itu tidak mudah. Hanya tauhid yang benar dan iman yang kuat yang bisa bertahan dalam menghadapi ujian untuk perjuangan menegakkan agama.

“Menjadi ahli tauhid diakhir zaman itu maknanya, siap menderita. Seorang ahli tauhid itu pada saat tertentu, dan dalam keadaan tertentu, harus mengambil satu sikap, apapun resikonya. Dalam kehidupan dunia saja, seperti bisnis atau dagang kita juga menghitung untung rugi dan sering mengambil resiko. Maka menjadi ahli tauhid diakhir zaman juga berlaku hal seperti itu,” tegasnya.

Lebih lanjut, da’i yang pernah mengenyam pendidikan militer di Afghanistan bersama Dr. Abdulloh Azzam ini menegaskan, ahli tauhid di akhir zaman senantiasa berjihad, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan sabar dalam menghadapi ujian dalam berjihad dan berdakwah. [Bekti/des]

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/undercover/2013/02/20/23365/ust-abu-rusydan-menjadi-umat-akhir-zaman-itu-tidak-mudah/#sthash.00e5EzVU.dpuf

--------------

Ust Abu Rusydan : Pemerintah Indonesia Jelas Thagut !

Pernyataan itulah yang disampaikan Ust Abu Rusydan saat menjawab pertanyaan dari salah satu perserta bedah buku “Menjadi Ahli Tauhid Di Akhir Zaman” Kajian Tuntas Strategi Umat Islam Menghadapi Konspirasi Global Thagut Internasional yang diselenggarakan di Masjid Al Hidayah Klodran Colomadu Karanganyar. Ahad (17/2/2013).

Mengutip dari tulisan DR Abdullah Azzam, ust Abu Rusydan menjelaskan bahwa penjelasan dari thagut adalah pertama merampas hak prerogatif Allah dalam mengatur kehidupan dunia dan yang kedua adalah meyakini mengklaim mampu membuat tatanan kehidupan yang dilakukan dengan memunculkan sebuah aturan baru. “Jadi saya katakan jika demikian maka pemerintah Indonesia jelas itu thagut” Ujar ustadz asal Kudus ini.

Beliau juga berkali-kali mengatakan bahwa acara pada hari Ahad tersebut adalah bersifat kajian ilmiahi. “ Jadi bagi yang tidak setuju silahkan kita bisa berdiskusi” tambahnya.

Buku yang ditulis oleh Abu Ammar tersebut diterbitkan oleh Granada Mediatama (Arafah Group). Latar belakang penulisan buku tersebut adalah berawal dimasa sekarang ini yang penuh dengan gangguan dalam meluruskan aqidah, ibadah, akhlak ataupun muamalah. Beragam syahwat dan shubhat secara terus menerus mencoba menggoyang niat kita untuk lurus dalam menjalankan syariat Islam.

Ada tiga hal pokok yang dibahas dalam buku tersebut BAB I diberi judul Laa Ilaaha Illa Allah menuju muslim Kaaffah, BAB II: Selayang Pandang Tentang Thaghut Internasional dan yang terakhir BAB III: Umat Islam Melawan Thaghut Internasional di Akhir Zaman.

Acara yang dimoderatori oleh Ust Abdullah Azam Mudir Ponpes Salman Al Farisi tersebut berjalan cukup sukses dan dihadiri ratusan jamaah dari berbagai daerah sekitar Solo Raya. Diluar LUIS (Laskar Umat Islam Surakarta) juga ikut diperbantukan dalam mengatur lalu lintas dan mengatur parkir motor dari peserta kajian. Acara selesai menjelang sholat Dhuhur.

http://fujamas.net/index.php/berita/zona-karanganyar/429-ust-abu-rusydan--pemerintah-indonesia-jelas-thagut-.html

---------------------

Kajian Islam : Menjadi Ahli Tauhid di Akhir Zaman

Mayoritas rakyat Indonesia masih bingung untuk memahami makna dan hakekat siapa thoghut yang sebenarnya. Bahkan tak jarang, seorang yang dikenal sebagai tokoh Islam mengatakan bahwa Indonesia adalah pemerintahan Islam dan bukan pemerintahan Thaghut. Itulah fitnah akhir zaman di negeri ini.

Ustadz Abu Rusydan ketika menjadi pembicara dalam kajian bedah buku “Menjadi Ahli Tauhid di Akhir Zaman – Kajian Tuntas Strategi Umat Islam Menghadapi Konspirasi Global Thaghut Internasional” pada Ahad  (17/2/2013) lalu di Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah, Banyuanyar, Surakarta, menegaskan bahwa Indonesia bukanlah pemerintahan Islam.

“Perlu disadari,  Indonesia bukan pemerintahan Islam. Indonesia tidak dibangun atas dasar syari’at Islam, tatanan-tatanan yang ada di seluruh keputusan pemerintah Indonesia sejak tahun 1945 sampai hari ini, tidak ada yang diniatkan untuk menegakkan syari’at Islam, itu jelas,” terangnya.

Dari pembahasan selama ini, baik lewat forum diskusi, kajian ilmiah dan penelitian tentang bagaimana sepak terjang penguasa dan pemerintahan di Indonesia dalam mengatur rakyatnya, da’i asal Kudus ini dengan tegas mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia jelas sekali adalah Pemerintah Thoghut.

Beliau menjelaskan, untuk mengetahui seseorang atau sebuah sistem pemerintahan bisa dikatakan sebagai thaghut, indikasinya ada dua.
Pertama jika mereka telah merampas hak Allah dalam membuat hukum dan perundang-undangan, serta mengklaim bahwa hukum dan perundang-undangan tersebut lebih cocok untuk dilaksanakan daripada melaksanakan dan mengamalkan aturan dan syari’at yang  telah ditetapkan Allah.

“Saya tertarik dengan kuliah Ustadz Abdullah Azzam rahimahullah tentang thaghut. Jadi untuk menetapkan sesuatu Thaghut atau tidak, ukurannya itu ada  dua menurutnya. Yakni, merampas hak preogatif Allah swt,  dan mengklaimnya,” ujarnya.

Maka, jika ada penguasa dan sistem pemerintahan yang mengatur tatanan kehidupan rakyatnya tidak menggunakan hukum dan aturan Allah, maka dia bisa disebut sebagai seorang dan pemerintahan thaghut.

“Jadi kalau ada seseorang yang merampas hak Allah, hak Allah itu apa? Yang paling jelas adalah hak untuk disembah. Urusannya disembah itu di sujudi, atau peraturannya harus diikuti, dan lain sebagainya. Seperti hak untuk membuat tatanan kehidupan, ini juga haknya Allah. Kalau ada seseorang atau pemerintah yang membuat tatanan selain tatanan yang sudah dibuat oleh Allah, lalu orang tersebut atau pemerintahan tersebut membuat aturan baru atau bahkan malah bertentangan dengan aturan yang dibuat oleh Allah, maka jelas sekali bahwa dia itu thoghut,” tegasnya. peristiwa aneh yang akan terjadi di akhir zaman ini. Salah satunya adalah perilaku manusia yang setiap saat bisa berubah-ubah dari iman menjadi kufur dan dari kufur menjadi iman. Bahkan perpindahan tersebut seperti disebutkan dalam hadits shahih terjadi begitu cepatnya.

“Pagi mukmin, sore sudah menjadi kafir. Atau, sore mukmin, lalu pagi sudah menjadi kafir. Fenomena seperti itulah yang akan terjadi diakhir zaman nanti. Rangkaian fitnah yang mendera manusia sangat dahsyat sekali seperti malam yang gelap gulita,” ungkap Ustadz Abu Rusydan dalam bedah buku “Best Seller”.

Beliau juga berkali-kali mengatakan bahwa acara pada hari Ahad tersebut adalah bersifat kajian ilmiahi. “ Jadi bagi yang tidak setuju silahkan kita bisa berdiskusi” tambahnya.
Buku yang ditulis oleh Abu Ammar tersebut diterbitkan oleh Granada Mediatama (Arafah Group). Latar belakang penulisan buku tersebut adalah berawal dimasa sekarang ini yang penuh dengan gangguan dalam meluruskan aqidah, ibadah, akhlak ataupun muamalah. Beragam syahwat dan shubhat secara terus menerus mencoba menggoyang niat kita untuk lurus dalam menjalankan syariat Islam.
Ada tiga hal pokok yang dibahas dalam buku tersebut BAB I diberi judul Laa Ilaaha Illa Allah menuju muslim KaaffahBAB II:Selayang Pandang Tentang Thaghut Internasional dan yang terakhir BAB III: Umat Islam Melawan Thaghut Internasional di Akhir Zaman.
Dalam acara yang dihadiri sekitar 500 orang tersebut, hadir sebagai narasumber yakni Ustadz Abu Rusydan dari Kudus dan Ustadz Abu Azzam dari Karanganyar (Moderator). Dalam muqoddimahnya, Ustadz Abu Azzam menjelaskan secara ringkas bahwa di akhir zaman nanti, yang bisa menyelamatkan manusia dari fitnah akhir zaman adalah amal ibadah.

Untuk mengerjakan amal ibadah yang benar sesuai petunjuk Allah dan tuntunan Rasulullah saw, perlu kiranya seorang muslim mempelajari dan mengetahui ilmu tersebut, dan seorang muslim harus bergaul dengan majelis-majelis ilmu dan juga para ulama.


“Dimana kewajiban seorang muslim adalah al-‘ilm. Al-‘ilm inilah yang akan menjadikan kita terarah untuk beramal dan berkata. Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah menyebutkan didalam kitabnya Bada’il Fawa’id,  b ahwa perlunya kita bergaul dengan majelis-majelis ilmu dan juga para ulama,” ucapnya.

Alumni Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur ini menambahkan bahwa sesungguhnya di akhir zaman nanti juga akan muncul fitnah-fitnah yang membuat manusia itu ragu dengan amal yang dilakukan, dan akan ada banyak para pemimpin yang hancur. Maka untuk menghadapi hal itu, umat manusia diperintahkan untuk berpegang kepada Kitabullah, yakni Al Qur’an dan As Sunah.

“Kitabullah itulah solusi kalian. Didalamnya, kitab itu ada peristiwa sebelum dan setelah kalian, serta hukum diantara kalian. Siapapun penguasa otoriter yang enggan melaksanakan kitabullah niscaya hancur. Barangsiapa yang mencari petunjuk selainnya (selain kitabulloh - red), maka dia akan  tersesat,” tegasnya.

Mengutip hadits Rasulullah saw, “Segeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki (manusia) dalam keadaan mukmin, lalu kafir pada sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir pada pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan barang kenikmatan dunia” (HR. Muslim).

Ustadz Abu Rusydan mengatakan, menjadi umat akhir zaman itu tidak mudah. Hanya tauhid yang benar dan iman yang kuat yang bisa bertahan dalam menghadapi ujian untuk perjuangan menegakkan agama.
“Menjadi ahli tauhid diakhir zaman itu maknanya, siap menderita.  Seorang ahli tauhid itu pada saat tertentu, dan dalam keadaan tertentu, harus mengambil satu sikap, apapun resikonya. Dalam kehidupan dunia saja, seperti bisnis atau dagang kita juga menghitung untung rugi dan sering mengambil resiko. Maka menjadi ahli tauhid diakhir zaman juga berlaku hal seperti itu,” tegasnya.

Lebih lanjut, da’i yang pernah mengenyam pendidikan militer di Afghanistan bersama Dr. Abdulloh Azzam ini menegaskan, ahli tauhid di akhir zaman senantiasa berjihad, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan sabar dalam menghadapi ujian dalam berjihad dan berdakwah.

http://jihadsuriah.blogspot.com/2013/05/kajian-islam-menjadi-ahli-tauhid-di.html

-----------------
--------------

Dengan adanya keimanan yang tertanam dalam hati, manusia akan mengakui kekurangan dan kelemahan dirinya dihadapan Allah sehingga tidak sempat menyombongkan diri. Bahkan manusia akan selalu merendahkan diri, memohon petunjuk dan menerima kritik dari orang lain.

 Sehingga bersihlah jiwanya baik dalam berperilaku maupun dalam beramal zariyah yang pada akhirnya makin meningkatlah rasa taqwanya pada Allah.

 
Sumber Artikel  (wisatapedia.web.id)
Sumber Gambar (dari berbagai sumber)




---------------

Sumber asli ;
https://granadamediatama.wordpress.com/poster/penciptaan-alam-semesta-dalam-al-quran-dan-sains/ 


http://waones-sbm.blogspot.com/2015/03/pemikiran-dan-pandangan-modern-dalam.html


Bila anda akan meng-copy atau memperbanyak bahasan artikel ini, seyogyanya anda tetap mencantumkan sumber pada Sumber asli dan bahan tulisan di atas.


Demikian artikel tentang Umat Islam Melawan Thaghut Internasional di Akhir Zaman
Semoga bisa menjadi hiburan dan terutama menambah wawasan anda ...

Kembali ke Halaman Utama >>>>
Pemikiran dan Pandangan Modern Dalam ARTIKEL AKHIR ZAMAN


I Hope you like the post. Stay connected for more...


Edit; wawansurya
Sumber utama bahasan;
http://wawansurya.de.vu
http://wawansurya.tk
http://wawansurya.infos.st
http://wwbisnis.blogspot.com
www.affiliate-waones.com
http://waones-sbm.blogspot.com
http://mitra-sbm.blogspot.com

Terima kasih sudah Mau Berkunjung Keblog Ini .. bila ada yang tidak berkenan .... Comment aja ... yah!!!

merchant 
Search Engine
»»  READ MORE ...

Makna Tentang Tercabutnya Amanah Dari Hati Manusia






Literatur Modernisasi Dalam Perspektif Islam
Disunting Dari waones articles
Judul Asli : Tercabutnya Amanah dari hati manusia



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hai? Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat wal'afiat yahh.. :WA kali ini tidak akan memposting Artikel yang berhubungan dengan Posting dan Gambar Porno :) tetapi WA akan mencoba menshare tentang bahasan mengenai ARTIKEL AKHIR ZAMAN yang disunting dari berbagai sumber dan sumber utama.

Pada pembahasan yang lalu, waones articles telah menyinggung bahasan mengenai Segeralah beramal sebelum datangnya 6 perkara, dan bila anda ingin membaca artikel lainnya yang berhubungan dengan artikel Akhir Zaman, silahkan klik Open dibawah ini dan Klik pada Link judul artikel tersebut.

Selamat membaca !!!
-------------
Klik Open >>>
























=========================
--------------------
Edisi Akhir Zaman 
-------------




Tercabutnya Amanah dari hati manusia


Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
“Jika amanah sudah disia-siakan maka tunggulah kedatangan hari Kiamat.” Maka seorang badui Arab bertanya kepada Rasulullah saw, “Bagaimanakah cara menyia-nyiakan amanah tersebut?” Beliau menjawab, “Jika suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saatnya (hari Kiamat tiba).”
Bangsa Arab yang dipilih Allah sebagai sahabat Rasulullah saw dikenal memiliki banyak kelebihan dan keistimewaan. Bahwa sejarah pernah mencatat fase kehidupan jahiliyah yang mereka lewati, namun di tengah masa jahiliyah itu mereka tetap memiliki banyak kemuliaan akhlak. Hanya karena belum mendapat sentuhan wahyu, maka kemuliaan akhlak itu seperti bongkahan emas yang tertimbun tanah. Mereka hobi berperang atas nama keberanian dan sikap ksatria. Mereka bunuh bayi wanitanya atas nama menolak kehinaan. Kegelapanlah yang membuat mereka terhalang dari kebaikan. Namun yang pasti, moral dasar mereka adalah kejujuran dan keteguhan memegang amanah.


Riwayat Ibnu Mas’ud menggambarkan bagaimana kemuliaan para sahabat bila dibanding dengan penduduk bumi lainnya. Beliau berkata: Sesungguhnya Allah melihat pada hati para hamba-Nya, maka Dia mendapati bahwa hati Muhammad adalah sebaik-baik hati manusia. Maka Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya dengan membawa risalah. Setelah itu Allah melihat pada hati-hati hamba lainnya setelah hati Muhammad saw, maka Dia mendapati bahwa hati para sahabatnya adalah sebaik-baik hati manusia, maka Allah jadikan mereka sebagai penolong nabi-Nya, yang berperang di atas agama-Nya. Maka apa yang dilihat sebagai kebaikan oleh kaum muslimin (para sahabat), maka di sisi Allah ia juga bernilai kebaikan. Dan apa yang dilihat oleh mereka sebagai keburukan, maka di sisi Allah pun bernilai keburukan. (HR. Ahmad : 7/453)

Kesanggupan memegang amanah merupakan akhlak dasar yang membuat mereka layak memikul beratnya beban risalah kenabian. Akhlak inilah yang membuat generasi sahabat layak memimpin dunia. Namun akhlak ini pula yang di akhir zaman kelak akan tercabut dari banyak manusia. Sahabat Hudzaifah ra berkata:
Rasulullah saw mengabarkan kepada kami dua perkara yang salah satunya telah aku buktikan, sedangkan yang satunya lagi masih aku tunggu kejadiannya. Pertama, Rasulullah saw mengabarkan bahwasanya sikap amanah itu terletak di hati manusia yang paling dalam. Kemudian mereka mengetahuinya melalui Al-Qur’an yang selanjutnya mereka juga mengetahuinya dari As-Sunnah. Kedua, Rasulullah saw juga mengabarkan bahwa sikap amanah akan dicabut ketika seseorang sedang tidur.

Maka, pada saat itulah amanah dicabut dari hatinya hingga tinggallah bekasnya itu seperti noda yang berwarna. Kemudian orang tersebut tidur lagi, dan dicabutlah amanah dari dalam hatinya (sehingga bekasnya seperti bekas lecet di tangan yang melepuh karena mengangkat beban terlalu berat) atau seperti bekas bara yang terinjak oleh kakimu sehingga telapak kakimu melepuh sedangkan di dalam luka lepuhan tersebut tidak terdapat apa-apa. Seperti itulah manusia nanti, banyak orang telah membaiatnya namun setelah dia menjadi pemimpin dia tidak melaksanakan amanah yang diberikan kepadanya itu dengan baik.

Pada masa itu orang-orang menggembar-gemborkan bahwa di Bani Fulan terdapat orang yang dapat dipercaya, “Alangkah cerdiknya dia, alangkah lihainya dia, dan alangkah piawainya dia.” Padahal sedikitpun dalam hati orang yang dielu-elukannya itu tidak terdapat secercah sikap amanah dan keimanan. Sungguh telah datang kepadaku suatu masa di mana aku tidak peduli lagi kepada siapa di antara kalian aku akan melakukan transaksi jual-beli. Jika orang yang kuajak transaksi itu adalah seorang muslim maka keislaman akan mencegahnya (dari khianat), dan jika dia adalah orang Nasrani maka pejabat pemerintah mencegahnya (dari khianat). Adapun sekarang ini, aku tidak mau bertransaksi kecuali dengan si fulan dan si fulan.”

Riwayat sahabat Khuzaifah di atas menggambarkan salah satu pemandangan mengerikan di akhir zaman. Kerusakan dan ketidakteraturan sistem yang berlaku pada manusia telah membuat banyak orang tidak lagi mampu membedakan yang hak dan batil. Pada riwayat tersebut dilukiskan bahwa zaman akhir yang akan dilewati oleh manusia adalah zaman yang padanya muncul generasi yang secara dzahir terlihat alim dan shalih, berpegang teguh dengan janji dan amanat, namun sebenarnya mereka bukan termasuk ahlinya. Orang-orang awam menyangka bahwa guru mereka, syaikh mereka, kiayi dan ulama mereka adalah orang orang yang memiliki keimanan dan pendirian agama yang kuat, padahal dalam diri mereka tidak ada keimanan sedikitpun. Penampilan yang melambangkan keshalihan, tutur kata yang menyiratkan orang alim dan akhlak dzahir yang menggambarkan kesempurnaan iman telah membuat banyak tersihir bahwa fulan adalah jujur, amanat, alim, suci dll.

Inilah kondisi akhir zaman, manusia-manusia busuk yang berkhianat dianggap sebagai orang jujur dan mendapat kepercayaan, sementara hamba-hamba Allah yang jujur mendapatkan pengkhianatan. Ketika sahabat Khuzaifah pertama kali mendengar hadits tersebut dari nabi, beliau belum menemukan tanda-tanda yang menunjukkan akan datangnya nubuwat tersebut. Namun, di akhir hayatnya Khuzaifah menyaksikan sendiri berbagai musibah dan malapetaka yang menimpa kaum muslimin. Perpecahan dan pengelompokan umat Islam dalam sekte dan golongan telah membuat Khuzaifah tidak mau sembarangan dalam memberikan kepercayaan. Khuzaifah hanya menyebutkan bahwa ia hanya akan memberikan kepercayaannya kepada fulan dan fulan.

Dalam riwayat lain Nabi Saw juga berbicara tentang masa tersebut di mana seluruh ukuran telah rusak, beliau bersabda: “Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun tipu daya, dimana pendusta dibenarkan, sedangkan orang jujur didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang amanat dianggap pengkhianat, di masa itu ruwaibidhah berbicara “Beliau ditanya: “Apakah ruwaibidhah itu?” Beliau bersabda: “Orang bodoh yang berbicara tentang persoalan orang banyak.
Nampaknya gambaran kondisi negeri ini pasca pilpres akan semakin mendekatkan kita pada apa yang telah diingatkan oleh Rasulullah saw tentang tersia-siakannya amanat. Semoga kita diselamatkan dari kejahatan fitnah ini. Wallahu a’lam bish shawab

https://granadamediatama.wordpress.com/2015/03/31/tercabutnya-amanah-dari-hati-manusia/ 

-----------------

Kumpulan Hadist Bukhari Muslim tentang Amal

 

BAB: PERTAMA TURUNNYA WAHYU

100. Jabir bin Abdullah Al-Anshari r.a. ketika memberitakan turunnya wahyu berkata:  Nabi saw. bersabda:  Ketika aku berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara orang dari langit, maka aku melihat ke atas, tiba-tiba malaikat yang datang kepadaku di gua Hira itu duduk di kursi diantara langit dan bumi sehingga aku merasa sangat gentar, dan kembali ke rumah minta diselimuti (zammiluni, zammiluni), maka Allah menurunkan kepadaku:  “Ya ayyuhal muddatsir.  Qum fa andzir. Wa rabbaka fakabbir. Wa tsyiabaka fathahir. Warrujza fahjur” (Wahai orang yang berselimut. Bangunlah dan peringatkanlah. Dan nama Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan semua berhala tinggalkanlah).  Kemudian berturut-turut turun wahyu dan semakin banyak. (Bukhari, Muslim).  Yakni lebih sering turun.

BAB: WAKTUNYA TIDAK LAGI DITERIMA IMAN YANG BARU

97. Abu Hurairah r.a. berkata:  Nabi saw. bersabda:  Tidak akan tiba hari kiamat sehingga matahari terbit dari barat, maka bila matahari telah terbit dari barat, dan orang-orangpun melihatnya, segera mereka beriman semuanya, pada saat itu tidak berguna iman yang baru, jika dahulunya mereka tidak beriman. Kemudian Nabi saw. membaca ayat 158 surat Al-An’am: “Pada hari tibanya salah satu ayat (bukti) yang telah ditentukan oleh Tuhanmu, maka tidak akan berguna iman yang baru bagi orangnya jika dahulunya mereka tidak beriman“.  (Bukhari, Muslim).

BAB: WAJIB BERIMAN PADA NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI UTUSAN ALLAH BAGI SELURUH MANUSIA, DAN SYARIATNYA ME-MANSUKH-KAN SYARIAT SYARIAT SEBELUMNYA

94. Abu Musa r.a. berkata:  Rasulullah saw. bersabda:  Tiga macam orang yang akan mendapat pahala dua kali lipat:  1.  Seorang ahli kitab yang dahulu percaya kepada nabinya, kemudian beriman kepada Nabi Muhammad saw.    2. Hamba sahaya yang menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan kewajibannya terhadap majikannya.   3. Seorang majikan yang memiliki budak wanita dididik dengan baik, diajar agama sebaik-baiknya kemudian dimerdekakan lalu dikawininya,  maka dia mendapat pahala dua kali lipat.   (Bukhari, Muslim).

BAB: MENGAMBIL HATI ORANG YANG LEMAH IMAN

91. Saad bin Abi Waqash r.a. berkata:  Rasulullah saw. memberi kepada beberapa orang, saat itu Saad sedang duduk melihat, maka Saad berkata: Ya Rasulullah, mengapakah Tuan tinggalkan si Fulan padahal aku tahu dia seorang mukmin.  Nabi saw. bersabda: Ataukah muslim.  Maka diamlah Saad sementara, kemudian mengulang pertanyaannya: Ya Rasulullah mengapakah Tuan tinggalkan Fulan, demi Allah aku tahu dia seorang mukmin.  Nabi saw. bertanya: Ataukah muslim?   Maka diamlah Saad sementara, lalu mengulang kembali pertanyaannya, dan Nabi juga mengulangi sabdanya.  Kemudian Nabi saw. bersabda:  Ya Saad, ada kalanya aku memberi kepada seseorang, padahal orang yang lain itu lebih aku sayang, karena khawatir kalau ia terjerumus ke dalam api neraka.  (Bukhari, Muslim).
Yakni khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu ia mencela Nabi saw. sehingga menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.

BAB: ISLAM PADA MULANYA ASING DAN AKAN KEMBALI ASING. DAN IMAN AKAN KEMBALI KE KOTA MADINAH SEBAGAIMANA ULAR KEMBALI KE LUBANGNYA

88. Hudzaifah r.a. berkata: Ketika kami duduk di majelis Umar r.a. tiba-tiba ia bertanya:  Siapakah diantara kalian ingat sabda Nabi saw. mengenai fitnah?    Jawabku: Aku.   Umar r.a.: berkata: Engkaulah yang berani menerangkannya.   Lalu aku berkata:  Fitnah (ujian/bala’) yang menimpa seseorang pada keluarga, harta dan anak-anaknya atau tetangganya dapat tertebus oleh shalat, puasa, shadaqah dan amar makruf nahi munkar.   Umar r.a. berkata: Bukan itu yang aku tanyakan, tetapi fitnah yang besar bagaikan gelombang air laut.   Jawabku: Engkau tidak usah khawatir ya amirul mukminin, diantaramu dengan fitnah itu ada dinding pintu yang masih tertutup.  Umar r.a. bertanya: Apakah pintu itu akan dibuka atau dipecah?   Jawabku: Dipecah.   Umar r.a. berkata: Jika demikian maka tidak akan dapat ditutup untuk selamanya.
Kami bertanya kepada Hudzaifah:  Apakah Umar mengetahui siapakah pintu itu?  Jawab Hudzaifah: Ya.  Sebagaimana mengetahui bahwa sebelum esok hari, ada ini malam. Sungguh aku telah menerangkan padanya hadis.   Kami merasa gentar untuk bertanya kepada Hudzaifah, maka kami menyuruh Masruq menanyakan siapakah pintu itu?  Jawab Hudzaifah r.a.: Pintu itu ialah Umar r.a.  (Bukhari, Muslim).

BAB: TERANGKATNYA/TERCABUTNYA AMANAH DAN IMAN DARI BEBERAPA HATI DAN BANYAKNYA FITNAH UJIAN HIDUP

87. Hudzaifah r.a. berkata:  Rasulullah saw. telah menceritakan kepada kami dua hadits, dan aku telah melihat yang satu dan sedang menanti yang kedua.       Rasulullah saw. menceritakan bahwa amanat (iman) pada mulanya turun dalam lubuk hati manusia, lalu mereka mengerti Al-Qur’an dan mengetahui sunah rasul.
Kemudian Rasulullah saw. menceritakan tercabutnya amanat (iman). Ketika orang sedang tidur, tercabutlah amanat dari hatinya, sehingga tinggal bekasnya seperti bintik yang yang hampir hilang, kemudian tidur pulas, maka tercabut pula sehingga tinggal bekasnya bagaikan kapalan (kulit yang mengeras bekas bekerja). Bagaikan bara api yang engkau injak di bawah tapak kaki, sehingga membengkak maka tampaknya membesar tetapi tidak ada apa-apanya.
Maka esok harinya orang-orang berjual beli, dan sudah tidak terdapat orang yang amanat/dapat dipercaya.  Sehingga mungkin disebut-sebut ada dari suku Bani Fulan seorang yang amanat (dapat dipercaya),  sehingga dipuji-puji:  Alangkah pandainya, alangkah ramahnya, alangkah baiknya, padahal di dalam hatinya tidak ada seberat zarah dari iman.  (Bukhari, Muslim).
Hudzaifah berkata:  Dan aku telah pernah berada dalam suatu masa, tidak usah memilih orang dalam jual beli. Jika bertepatan dengan seorang Kristen (atau Kafir), maka ia takut kepada hukuman pemerintahnya.  Adapun saat ini, aku tidak dapat mempercayai kecuali satu dua orang, yaitu fulan dan fulan.

BAB: PEMERINTAH YANG KORUPSI PADA RAKYATNYA AKAN MASUK NERAKA

86. Ma’qil bin Yasar r.a. ketika sakit dijenguk oleh Gubernur Ubaidillah bin Ziyad, maka Ma’qil berkata:  Aku akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang telah aku dengar dari Rasulullah saw., beliau bersabda:  Siapa yang diamanati oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia tidak memimpinnya dengan tuntunan yang baik, maka ia tidak akan dapat merasakan bau surga.  (Bukhari, Muslim).     Yakni bila tidak merasakan bau surga maka pasti masuk neraka.

BAB: SIAPA YANG MATI KARENA MEMBELA HAK NYA MAKA IA MATI SYAHID, DAN YANG TERBUNUH KARENA AKAN MERAMPOK/MERAMPAS, GUGUR DARAHNYA DAN DALAM NERAKA

85. Abdullah bin Amr r.a. berkata:  Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda:  Siapa yang terbunuh mati karena membela (mempertahankan) haknya (harta, miliknya) maka ia mati syahid.  (Bukhari, Muslim).

BAB: NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA

81. Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi saw. dari apa yang diriwayatkan dari Allah azza wa jalla, bersabda:  Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya, maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan (kebaikan) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan, dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus kali, dan dapat berlipat lebih dari itu.  Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (dosa) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa.  (Bukhari, Muslim).
http://pencerah-langitpikiran.blogspot.com/2011/08/kumpulan-hadist-bukhari-muslim-tentang_01.html

----------------

MENUJU KEHANCURAN UMAT DAN IMAN__________PENA LUQYANA


Suatu umat dan bangsa mengalami pasang surut, ada saat dimana mereka hidup dengan kemuliaan dan kejayaan, namun pada saat yang lain dalam kehinaan dan kesengsaraan hingga tercatat dalam sejarah sebagai umat yang terpuruk.

Sebagai umat Islam dan bangsa Indonesia yang mayoritas muslim, kita tentu tidak ingin menjadi umat dan bangsa yang terpuruk. Karena itu, perlu kita cari sebab utama kehancuran suatu umat atau bangsa agar kita bisa mencegahnya sejak dini dan bila tanda-tanda itu sudah ada segera kita hentikan.

Dalam suatu hadits, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla, jika Dia berkehendak untuk membinasakan (menghancurkan) seorang hamba, maka Dia akan mencabut rasa malu dari hamba tersebut. Jika rasa malu telah tercabut darinya, maka Allah tidak akan mendapati hamba tersebut kecuali sebagai orang yang dimurkai dan dibenci-Nya. Jika ia telah menjadi orang yang dimurkaidan dibenci oleh Allah, maka tercabutlah darinya amanah. Jika sikap amanah telah tercabut darinya, makaAllah tidak akan mendapatinya kecuali sebagai orang yang berkhianat dan pembuat khianat, maka akan tercabutlah darinya kasih sayang (rahmat) Allah. Jika kasih sayang Allah telah dicabut darinya, maka ia tidak lain adalah orang yang terkutuk dan terlaknat. Dan jika Allah telah menetapkannya sebagai orang yang terkutuk, maka tercabutlah darinya perlindungan Islam” (HR. Ibnu Majah).

Dari hadits di atas, ada tiga tahap yang apabila dimiliki oleh umat Islam, baik secara pribadi, keluarga maupun jamaah, masyarakat dan bangsa akan mengalami kehancuran yang tidak bisa terelakkan.

1. Tercabut Rasa Malu.
Memiliki sifat malu merupakan sesuatu yang amat penting, yakni malu bila melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh Allah swt dan Rasul-Nya. Hai ini karena, bila kita dan anggota masyarakat lainnya telah memiliki rasa

malu seperti ini, maka tidak akan ada penyimpangan yang dilakukan. Karenanya hal ini menjadi salah satu cabang penting dari iman yang berarti keimanan seseorang perlu kita pertanyakan apabila pada dirinya tidak ada perasaan malu. Rasulullah saw bersabda: “Malu itu cabang dari iman” (HR. Bukhari).

Bila manusia masih memiliki sifat malu tentu tidak akan melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Namun bila rasa malu ini sudah tidak lagi dimiliki oleh manusia, ia bisa melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya, dalam satu hadits yang berasal dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshari Al Badri dinyatakan: “Sesungguhnya sebagian dari apa yang telah dikenal orang dari ungkapan kenabian yang pertama adalah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendak hatimu ” (HR. Bukhari).

Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk selalu memperkokoh rasa malu, karena tidak ada kejelekan sedikitpun dari sifat malu ini sehingga Rasuluilah saw bersabda: Manakala rasa malu sudah tercabut dari jiwa seseorang, maka kehancuran dirinya tidak bisa dihindarkan lagi karena ia akan menjadi manusia yang dibenci dan dimurkai oleh Allah swt.

2. Tercabut Amanah.
Sesudah rasa malu tercabut dari jiwa seseorang, maka ia tidak peduli dengan citra dirinya yang rusah, karenanya iapun akan mengabaikan

amanah yang dibebaankan kepadanya. Dalam hidup ini, kita mendapatkan begitu banyak amanah, baik dari Allah swt maupun dari sesama manusia. Secara harfiyah, amanah artinya dipercaya.

Secara khusus, amanah berarti mengembalikan sesuatu yang dititipkan oleh seseorang kepadanya. Adapun makna umum-nya adalah menyampaikan atau melaksanakan sesuatu yang ditugaskan kepadanya. Sifat ini bukan hanya penting karena termasuk akhlak yang mulia, tapi justeru kualitas keimanan seseorang sangat tergantung pada apakah ia bisa menjalankan amanah atau malah berkhianat.

Oleh karena itu, dalam satu hadits, Rasulullah saw bersabda: “Tidak (sempuma) iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama seseorang yang tidak menunaikan janji ” (HR. Ahmad).

Karena amanah merupakan sesuatu yang sangat penting, maka Allah swt memerintahkan kepada manusia untuk menunaikan amanah sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ” (QS An Nisa [4]:58).

Disamping itu, Allah swt juga melarang kita untuk mengkhianati amanah yang sudah diberikan kepada kita, Allah swt berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan jangan (pula) mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui ” (QS Al Anfal [8]:27).

Manakala seorang muslim sudah bisa menunaikan amanah dengan baik, seandainya dalam hidup ini sudah tidak punya apa-apa secara duniawi, ia masih tetap menjadi orang yang bahagia dalam arti bukan orang yang lagi, Rasulullah saw bersabda:

“Empat perkara yang apabila ada padamu, tidak akan merugikan lepasnya segala sesuatu dari dunia daripadamu, yaitu: memelihara amanah, tutur kata yang benar, akhlak yang baik dan bersih dari tamak ” (HR. Ahmad).

3. Tercabut Kasih Sayang.
Saling berkasih sayang merupakan salah satu kunci kekuatan umat Islam, ini tercermin pada sikap hormat menghormati, berbaik sangka, tolong menolong bahkan mengutamakan orang lain ketimbang dirinya sendiri.

Bila kasih sayang telah tercabut dari jiwa kaum muslimin, yang terjadi adalah permusuhan yang bermula dari sikap marah. Karenanya sikap marah itu harus kita hindari dari diri kita.

Al ghadhab atau marah merupakan salah satu sifat yang sangat berba-haya, ini telah menghancurkan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Karenanya, sesama muslim seharusnya tidak saling menunjukkan kemarahan.

Ada beberapa bahaya dari sifat marah yang harus diwaspadai :
Pertama, merusak iman, karena semestinya bila seseorang sudah beriman dia akan memiliki akhlak yang mulia yang salah satunya adalah mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak mudah marah kepada orang lain, Rasulullah saw bersabda: “Marah itu dapat merusak iman seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu ” (HR. Baihaki).

Kedua, mudah mendapatkan murka dari Allah swt terutama pada hari kiamat, karena itu pada saat kita hendak marah kepada orang lain mestinya kita segera mengingat Allah sehingga tidak melampiaskan kemarahan dengan hai-hal yang tidak benar, Allah swt berfirman sebagaimana yang disebutkan dalam hadits qudsi : “Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah. Maka Aku akan mengingatmu jika Aku sedang marah (pada hari akhir) “.

Ketiga, mudah marah juga akan mudah menyulut kemarahan orang lain sehingga hu-bungan kita kepada orang lain bisa menjadi renggang bahkan terputus sama sekali. Oleh karena itu, seseorang baru disebut sebagai orang yang kuat ketika ia mampu mengendalikan dirinya pada saat marah sehingga kemarahan itu dalam rangka kebenaran bukan dalam rangka kebathilan,

Rasulullah saw bersabda: “Orang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan musuh, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat mengontrol dirinya ketika marah ” (HR. Bukhari dan Muslim).

Apabila seseorang mampu menahan ama-rahnya, maka dia akan mendapatkan nilai keutamaan yang sangat besar dari Allah swt, dalam hal ini Rasulullah saw menjelaskan di dalam sabdanya:

“Tiada tegukan yang ditelan seorang hamba yang lebih besar pahalanya daripada tegukan kemarahan yang ditahannya semata-mata karenaAllah ta’ala ” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).

Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang menyembunyikan kemarahan, padahal dia mampu melakukannya, maka Allah akan menyerunya di hadapan para pemimpin makhluk sehingga Dia memilihkan bidadari untuknya, lalu menikahkan dengannya sesuai dengan kehendaknya ” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa tanda-tanda kehancuran harus kita jauhi dari diri, keluarga, jamaah, masyarakat dan bangsa kita agar kita bisa selamat di dunia dan akhirat.

SALAM UKHUWAH FILLAH
LOVE LUQYANA_________

( SMOGA MENJADI RENUNGAN SMUA INI JAMAN MIRIS...MORAL TERBALIK SMUA HATI-HATI PANDANGAN BS BERBALIK ARAH...KITA G TAHU KAPAN TP MULAILAH DARI DIRI DULU....YACH..)

https://id-id.facebook.com/notes/menata-hati/menuju-kehancuran-umat-dan-iman__________pena-luqyana/186681171386790

--------------
--------------

Dengan adanya keimanan yang tertanam dalam hati, manusia akan mengakui kekurangan dan kelemahan dirinya dihadapan Allah sehingga tidak sempat menyombongkan diri. Bahkan manusia akan selalu merendahkan diri, memohon petunjuk dan menerima kritik dari orang lain.

 Sehingga bersihlah jiwanya baik dalam berperilaku maupun dalam beramal zariyah yang pada akhirnya makin meningkatlah rasa taqwanya pada Allah.

 
Sumber Artikel  (wisatapedia.web.id)
Sumber Gambar (dari berbagai sumber)




---------------

Sumber asli ;
https://granadamediatama.wordpress.com/poster/penciptaan-alam-semesta-dalam-al-quran-dan-sains/ 


http://waones-sbm.blogspot.com/2015/03/pemikiran-dan-pandangan-modern-dalam.html


Bila anda akan meng-copy atau memperbanyak bahasan artikel ini, seyogyanya anda tetap mencantumkan sumber pada Sumber asli dan bahan tulisan di atas.


Demikian artikel tentang Tercabutnya Amanah dari hati manusia
Semoga bisa menjadi hiburan dan terutama menambah wawasan anda ...

Kembali ke Halaman Utama >>>>
Pemikiran dan Pandangan Modern Dalam ARTIKEL AKHIR ZAMAN


I Hope you like the post. Stay connected for more...


Edit; wawansurya
Sumber utama bahasan;
http://wawansurya.de.vu
http://wawansurya.tk
http://wawansurya.infos.st
http://wwbisnis.blogspot.com
www.affiliate-waones.com
http://waones-sbm.blogspot.com
http://mitra-sbm.blogspot.com

Terima kasih sudah Mau Berkunjung Keblog Ini .. bila ada yang tidak berkenan .... Comment aja ... yah!!!

merchant 
Search Engine
»»  READ MORE ...