Wiranto : Sosok pejuang Militer dan Sipil
Informasi pribadi:
Lahir : 4 April 1947 (umur 65) Jogjakarta, Jogjakarta,Indonesia
Kebangsaan : Indonesia
Partai politik : Partai Hanura
Istri : Hj. Rugaiya Usman Wiranto
Alma mater : Akademi Militer Nasional (AMN)
Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara
Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer
Agama : Islam
Jabatan Dalam ketatanegaraan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesiake-6
Masa jabatan 26 Oktober 1999 – 15 Februari 2000
Menteri Pertahanan Republik Indonesiake-20
Masa jabatan 14 Maret 1998 – 26 Oktober 1999
Jenderal TNI (Purn) Wiranto (lahir di Jogjakarta, DIY, 4 April 1947; umur 65 tahun ) adalah politikus Indonesia dan tokoh militer Indonesia. Wiranto menjabat Panglima TNI periode 1998-1999. Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat pada periode 2006-2009, dia kembali terpilih untuk masa jabatan yang kedua (2010-2015).
Ayahnya, RS Wirowijoto adalah seorang guru sekolah dasar, dan ibunya bernama Suwarsijah. Pada usia sebulan, Wiranto dibawa pindah oleh orang tuanya ke Surakarta akibat agresi Belanda yang menyerang kota Yogyakarta. Di Surakarta inilah ia kemudian bersekolah hingga menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri 4 Surakarta).
Karier militer
Namanya melejit setelah menjadi ADC Presiden Soeharto tahun 1987-1991. Setelah sebagai ajudan presiden, karier militer Wiranto semakin menanjak ketika tampil sebagai Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, dan KSAD.
Selepas KSAD, ia ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Pangab (sekarang Panglima TNI) pada Maret 1998. Pada masa itu terjadi pergantian pucuk kepemimpinan nasional. Posisinya yang sangat strategis menempatkannya sebagai salah satu pemain kunci bersama Wakil Presiden B.J. Habibie. Ia tetap dipertahankan sebagai Pangab di era Presiden BJ Habibie.
Karier sipil
Kariernya tetap bersinar setelah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tampil sebagai presiden keempat Indonesia. Ia dipercaya sebagaiMenteri Koordinator Politik dan Keamanan, meskipun kemudian dinonaktifkan dan mengundurkan diri. Pada 26 Agustus 2003, ia meluncurkan buku otobiografi dengan judul Bersaksi di Tengah Badai.
Setelah memenangi konvensi Partai Golkar atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung, ia melaju sebagai kandidat presidenpada 2004. Bersama pasangan kandidat wakil presiden Salahuddin Wahid, langkahnya terganjal pada babak pertama karena menempati urutan ketiga dalam pemilihan umum presiden 2004.
Karir Politik
Pada Pemilu 2009 : Calon Wakil Presiden RI
Pada 21 Desember 2006, ia mendeklarasikan Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura) dan tampil sebagai ketua umum partai. Deklarasi partai dilakukan di Hotel Kartika Chandra, Jakarta dan dihadiri ribuan orang dari berbagai kalangan. Mantan presidenAbdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum Partai Golkar Ir Akbar Tandjung, mantan wakil presiden Try Sutrisno, Ketua Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu, mantan menteri perekonomian Kwik Kian Gie, dan tokoh senior Partai Golkar Oetojo Oesman menghadiri peresmian partainya.
Deklarasi partai juga dihadiri sejumlah pengurus, yaitu mantan Sekjen Partai Golkar Letnan Jenderal TNI (Purn) Ary Mardjono, mantan Gubernur Jawa Tengah Ismail, mantan menteri pemberdayaan perempuan DR Hj. Tuty Alawiyah AS, Yus Usman Sumanegara, mantanKepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS, mantan Wakil Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) H. Fachrul Razi, mantan Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi (Purn) Chaeruddin Ismail, Marsda TNI (Purn) Budhi Santoso, Letnan Jenderal (Purn) Suadi Marasabessy, Mayor Jenderal TNI (Purn) Aspar Aswin, Laksda TNI (Purn) Handoko Prasetyo RS, Mayor Jenderal TNI (Purn) Aqlani Maza,Mayor Jenderal (Purn) Djoko Besariman, Mayor Jenderal (Purn) Iskandar Ali, Samuel Koto, dan mantan menteri keuangan Fuad Bawazier, pendiri Partai Bintang Reformasi Djafar Badjeber, pengacara Elza Syarief, Gusti Randa, dan pengusaha asuransi Jus Usman Sumaruga.
Pada 17 Januari 2007, ia bertemu dengan Ketua DPR-RI Agung Laksono di Komplek MPR/DPR, Senayan (Jakarta). Pertemuan itu menjadi langkah awal dalam menyosong Pemilu Presiden 2009. Ia menyatakan kesiapannya berhadapan kembali dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jika mencalonkan kembali.
Wiranto Setelah Pemilu Legislatif 2009, tepatnya pada 1 Mei 2009, Wiranto bersama Jusuf Kalla (Capres Partai Golkar), mengumumkan pencalonannya sebagai pasangan capres-cawapres yakni Jusuf Kalla sebagai capres dan Wiranto sebagai cawapres yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura. Pasangan ini juga menjadi pasangan yang pertama mendaftar di KPU. Pasangan JK-Wiranto mendapat nomor urut tiga dan disingkat menjadi JK-WIN.
Pendidikan;
Akademi Militer Nasional (AMN), 1968
Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara, 1995
Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer, 1996
Organisasi;
HANURA (Partai Hati Nurani Rakyat), Ketua Umum
Perhimpunan Kebangsaan, Ketua Dewan Pertimbangan Nasional
Matla’ul Anwar, Ketua Dewan Amanat
ICMI, Penasehat
SOKSI, Penasehat
PSSI, Ketua Dewan Pembina
IDe Indonesia, Ketua Dewan Eksekutif
PPMI, Ketua
Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa (PRAJA), Pembina
Paguyuban Warung Tegal, Ketua Dewan Pembina
Paguyuban Spiritual Indonesia, Pembina
Jabatan militer
| ||
Didahului oleh:
Tarub |
Digantikan oleh:
Soegijono | |
Didahului oleh:
Edi Sudradjat |
Panglima TNI
1998-1999 |
Digantikan oleh:
Widodo AS |
Didahului oleh:
R. Hartono |
Kepala Staf TNI Angkatan Darat
1997-1998 |
Digantikan oleh:
Subagyo HS |
Jabatan politik
| ||
Didahului oleh:
Feisal Tanjung |
Menkopolkam
1999-2000 |
Digantikan oleh:
Soerjadi Soedirdja |
Jabatan politik partai
| ||
Didahului oleh:
Wiranto |
Ketua Umum Partai Hanura
2010 - sekarang |
Digantikan oleh:
belum |
Buku dan Karya Tulisan
Bersaksi di Tengah Badai Penerbit: Institite for Democracy of Indonesia, Jakarta. ISBN 979-96845
2012-09-29 - Doktrin Hati Nurani
2012-07-05 - Pancasila adalah Anak & Ibunya adalah Islam
2012-06-11 - Doktrin Hati Nurani2012-05-25 - Evaluasi Kinerja Pengurus Daerah
Bio Profil Wiranto
Kutipan yang diambil dari website pribadi wiranto
Jenderal TNI (Purn) Wiranto SH, MM. dilahirkan di Yogyakarta pada 4 April 1947 dari keluarga Muslim bersahaja. Menikah dengan Hj. Uga Usman SH, MSi, wanita asal Gorontalo, pada 22 Februari 1975. Wiranto hidup berbahagia dan dikaruniai dua orang putri serta seorang putra.
Wiranto memiliki kegemaran di bidang olahraga seperti tenis dan bulutangkis. Dari kemampuan vokalnya, dia telah meluncurkan sebuah album yang dari hasilnya disumbangkan untuk membantu para pengungsi yang tersebar di beberapa daerah di Tanah Air. Sementara di bidang olahraga, dia pernah menjadi Ketua Umum Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) yang di antaranya menjadi Juara Dunia tahun 2000. Beberapa saat berselang dia juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Karatedo Indonesia (FORKI).
Menapak karier sebagai perwira Tentara Nasional Indonesia Angakatan Darat (TNI AD) dari Korps Kecabangan Infantri pada akhir 1968 selepas dilantik dari Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang yang merupakan sentra penggodokan para taruna, Wiranto yang kala itu menyandang pangkat letnan dua mengikuti berbagai pendidikan, latihan, dan kursus yang bersifat pengembangan umum maupun spesialisasi, antara lain, Sussarcab Infantri (1969), Suslapa Infantri (1976), dan Sekolah Staff dan Komando (Sesko) TNI AD (1984) serta Lemhanas (1995), dengan prestasi sangat memuaskan sebagai Siswa Terbaik. Dalam pendidikan pengembangan spesialisasi, dia mengikuti Sussar Para (1968), Susjur Dasar Perwira Intelijen (1972), dan Suspa Binsatlat(1977).
Kegiatan dilingkungan pendidikan kemiliteran digelutinya pada saat menjabat Karoteknik Ditbang Pussenif (1983) dan Kadep Milnik Pussenitf (1984). Selanjutnya, Wiranto berkecimpung di lingkungan Baret Hijau Kostrad. Diawali pada 1985 sebagai Kasbrigif-9 Kostrad, kemudian dia diangkat menjadi Waasops Kas Kostrad pada 1987 dan Asops Kasdivif-2 Kostrad pada 1988.
Perjalanan karier seorang prajurit tidak terlepas dari faktor dedikasi dan kemampuannya. Demikian halnya karier Wiranto kian menanjak tatkala ABRI memberi kepercayaan kepadanya menjadi Ajudan Presiden RI selama 4 tahun (1989-1993). Suatu masa jabatan Ajudan Presiden yang relatif lama.
Memasuki jenjang pangkat perwira tinggi, Wiranto mengawalinya dengan memangku jabatan teritorial sebagai Kasdam Jaya pada tahun 1993 dan setahun kemudian, tepatnya pada 1994, dia dipromosikan menjadi Pangdam Jaya. Jabatannya melejit lebih tinggi pada posisi strategis di organisasi TNI AD, setelah dia menduduki posisi sebagai Pangkostrad pada 1996.
Sekalipun hanya menduduki jabatan Pangkostrad selama 15 bulan, namun memberinya pengalaman yang tergolong jarang dimiliki prajurit lain yakni tatkala dipercaya menjadi Direktur Latihan pada "Latihan Gabungan ABRI 1996", yang dinilai berhasil dengan baik, sehingga mengantarnya ke jabatan strategis sebagai Kepala Staff TNI Angkatan Darat (Kasad) pada 1997. selama 8 bulan.
Pada 16 Pebruari 1998, Wiranto dilantik oleh Presiden RI menjadi Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) RI. Kemudian pada 16 Maret 1998, dia diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata (Menhankam/Pangab) RI hingga 21 Mei 1998, dia dilantik kembali oleh Presiden RI menjadi Menhankam/ Pangab untuk kedua kalinya. Dengan adanya pemisahan Polri (Kepolisian Negara RI) dari organisasi ABRI pada 1 April 1999 dan sebutan ABRI pun berubah menjadi TNI, sejak itu jabatannya menjadi Menteri Pertahanan Keamanan/ Panglima Tentara Nasional Indonesia (Menhankam/Panglima TNI). Setelah SU MPR 1999, dalam Kabinet Presiden Abdurahman Wahid, Wiranto ditunjuk sebagai Menko Polkam. Jabatan ini diembannya hingga Mei 2000 pada saat dia menyatakan mundur dari jabatannya.
Perjalanan kepangkatan Wiranto tergolong berjalan mulus, berturut-turut diawali dengan pangkat letnan dua (1968), letnan satu (1971), kapten (1973), mayor (1979), letkol (1982), dan kolonel (1989). Memasuki tahap kepangkatan Perwira Tinggi diawalinya dengan pangkat Brigjen TNI (1993), Mayjen TNI (1994), Letjen TNI (1996), dan Jenderal TNI (1997). Pada 4 April 1999, walaupun masih berusia 52 tahun, Wiranto memilih pensiun dari dinas aktif (usia pensiun 55 tahun), sebagai konsekuensi dari kebijaksanaannya bahwa setiap prajurit yang bertugas di luar struktur TNI, harus memilih pensiun atau alih status, atau kehilangan jabatan dan kembali ke TNI.
Selain ikut aktif mengaktualisasikan langkah-langkah reformasi internal ABRI, Wiranto juga mendorong beberapa kebijakan cukup menyegarkan untuk merespons tuntutan reformasi di Tanah Air. Dia, misalnya, memprakarsai digelarnya Dialog Nasional, yang terlaksana pada 18 April 1998 di Arena Pekan Raya Jakarta. Saat menjabata Menhankam/Pangab, Wiranto mencabut penerapan Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh, pada 8 Agustus 1998. Wiranto juga mendorong upaya perdamain atas konflik Maluku pada Maret 1999 dan mendamaikan kedua pihak yang sudah bertikai lebih dari 23 tahun di Timor-Timur pada April 1999.
Setelah mengkahiri dinas aktifnya di lingkungan TNI, Wiranto tetap terus melanjutkan komitmennya dengan mendirikan lembaga kajian Ide Indonesia(Institute for Democrasy Of Indoneisa) yang diyakininya sebagai jalan kecil untuk ikut mendorong terciptanya kehidupan demokrasi Indonesia.
Bersamaan dengan perkembangan politik di Indonesia, maka untuk tetap bisa mengabdi kepada masyarakat, Wiranto masuk pada Konvensi Partai Golkar dan akhirnya memenangi konvensi Partai Golkar tersebut atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung, ia melaju sebagai kandidat presiden pada 2004. Bersama pasangan kandidat wakil presiden Salahuddin Wahid, langkahnya terganjal pada babak pertama karena menempati urutan ketiga dalam pemilihan umum presiden 2004.
Pada tahun 2006, Wiranto mendirikan Partai hati Nurani Rakyat, yang berhasil menjadi salah satu parpol peserta Pemilu legeslatif di tahun 2008, dan meraih peolehan suara sebanyak 3,7%. Pada Pemilu Pemilihan Presiden tahun 2009, beliau berpasangan dengan calon presiden jusuf kalla dari partai Golkar, sebagai calon wakil presiden. Pasangan dengan singkatan JK-Win ini menempati posisi ke-3 dalam perolehan suara dengan jumlah 12,41 persen.
Hasil Musyawarah Nasional I Partai Hanura di bulan Februari 2010, menempatkan Wiranto kembali sebagai Ketua Umum untuk periode 2010-2015.
Edit ; wawansurya
Sumber ;
www.affiliate-waones.com
www.wiranto.com
id.wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar